Oleh: Emanuel Loke, S. Pd
Pendidik SMAS
Katolik Regina Pacis Bajawa
Spesialis Guru
PJOK
Dalam bahasa sehari-hari kata refleksi sering diartikan sebagai instropeksi diri, mengaca diri atau melihat lebih ke dalam apa yang sudah kita lakukan. Entah perbuatan baik maupun perbuatan yang kurang baik.
Bicara refleksi
berarti bicara tentang kesadaran seorang manusia untuk berbenah diri. Itu
berarti, jika seorang individu siapa pun dia dan dengan status apa pun juga,
jika ada keinginan untuk mengalami perubahan pada diri dan hidup menjadi lebih baik, maka refleksi
harus dipahami sebagai kebutuhan yang paling urgen.
Pada kesempatan
yang baik ini, izinkanlah saya memaknai refleksi dari perspektif seorang
pendidik. Dalam
dunia pendidikan, refleksi merupakan
aktivitas akhir dari sebuah
proses pembelajaran. Guru
dan siswa sama-sama mengevaluasi diri secara tertulis apa yang sudah
dilaksanakan dan apa yang sudah dialami dari
proses tersebut.
Pada 2015 silam, saat liburan akhir
semester genap, liburan
hanya 10 hari. Sebab harus
masuk sekolah untuk mendampingi siswa untuk persiapan
Jambore Daerah di Malanuza).
Saat liburan selesai saya
diajak oleh sahabat untuk mengikuti pertandingan sepak bola di Jakarta. Tanpa
berpikir panjang
saya pun tertarik
dan berangkat ke Jakarta dan tidak memberitahukan kepada Pak Herdin yang saat itu
masih menjabat sebagai Wakasek Kesiswaan.
Ketika pertandingan sepak
bola berakhir, saat itu juga saya kembali ke Bajawa. Bersamaan dengan itu, kegiatan Jambore Daerah
telah selesai.
Memasuki awal tahun ajaran
baru, karena takut dan malu tidak mendampingi anak mengikuti kegiatan terkait, saya pun memutuskan
untuk tidak
masuk sekolah.
Lewat seminggu barulah saya kembali masuk sekolah. Perasaan dengan penuh beban batin, itu sudah pasti. Bahkan menguasai seluruh alam pikiran dan hati saya. Persaan baeban, baik terhadap bapak kepala sekolah maupaun rekan-rekan guru.
Nama saya menjadi bahan diskusi
yang hangat pada rapat
dewan
guru. Bahkan muncul informasi bahwa saya akan dikeluarkan.
Setelah rapat pagi saya langsung diminta untuk bertemu 4 mata dengan bapak
kepala sekolah (Almarhum Bapak
Romanus Rinu) di ruangannya.
Ketika berjumpa
dengan Bapak Romanus Rinu, pada saat yang sama saya merasa seperti bangkit
kembali. Walau, awal
pertemuan saya merasakan semacam situasi yang sungguh mencekam.
Tanpa berpikir
panjang, saya
langsung memohon bapak kepala sekolah untuk tidak marah. Sebaliknya
berikan motivasi dan kesempatan agar saya bisa berbenah diri. Di luar dugaan, bapak kepala sekolah
menyampaikan bahwa
masa depan Regina Pacis ada di tangan orang mudah.
Pada kesempatan
itu, Kepala Sekolah memberi jalan agar
saya berubah dan lebih semangat lagi. Pesan bapak kepala sekolah saat itu, ‘Eman, setelah ini kau langsung pulang ke
rumah. Engkau istirahat di rumah 3 hari sambal melakukan refleksi setiap hari.
Hari senin barulah engkau
masuk dan harus
sudah dengan semangat baru’.
Saya pun berterima kasih dan bergegas untuk pulang ke rumah.
Saat menjalani masa refleksi, saya mengevaluasi diri saya sambil berdoa mohon kekuatan agar mampu menjadi pribadi yang lebih baik.
Hasilnya sangat luar biasa. saya mampu membawa prestasi bagi Lembaga Regina Pacis maupun prestasi diri yang berguna bagi lembaga dan masyarakat.
Adapun prestasi tersebut di antaranya; Tahun 2015, membawa Tim Sepak Bola Recis menjadi juara 3 pada turnamen Bupati Ngada Cup, mendampingi tim basket putri menjuarai Honda DBL NTT, dan mendampingi tim voli putri menjuarai turnamen STPM CUP. Tahun 2016, membawa PSN Ngada menjadi Runner up Liga Nusantara. Tahun 2017, membawa tim sepak bola Ratu Damai FC menjuarai Kompetisi Liga PSN Ngada.
Saat ini, saya
dipercayakan menjadi Wakil Kepala Sekolah urusan Kesiswaan. Ternyata kekuatan
refleksi dan motivasi membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan saya. Ibarat filosofi Feer,
semakin ditekan maka lentingannya akan semakin tinggi.
Terima Kasih Almarhum
Bapak Romanus Rinu yang sudah menyegarkan saya dengan Refleksi itu.
Dengan kata lain, mengevaluasi diri dengan
memberikan penilaian yang berasal dari pikiran dan perasan kita, akan memunculkan motivasi
atau spirit baru untuk menjadi yang lebih baik, berkarakter, dan bertanggung
jawab.
Itulah Kekuatan
Refleksi.....
5 Komentar
Terima kasih banyak bapak Literasi...
BalasHapusMantap pai... sukses....
BalasHapusLuarbiasa seorang defender PSN Ngada, tidak hanya berkipra di lapangan hijau. Retorika diatas kertas juga Oba bha'i. Salut bro....
BalasHapusLuarbiasa seorang defender PSN Ngada, tidak hanya berkipra di lapangan hijau. Retorika diatas kertas juga Oba bha'i. Salut bro....
BalasHapusTerima kasih e
BalasHapusSudah berkomentar di blog ini