KBM ONLINE, SIAPA TAKUT?

                                       Katarina Keo- Siswi SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa-NTT

 

Secara sederhana, definisi dari belajar adalah proses mencari tahu mengenai sesuatu yang belum diketahui atau dipahami. Karenanya, belajar tak mengenal ruang dan waktu. Metodenya pun bermacam-macam tergantung pada situasi dan kondisi. Salah satunya yakni situasi dan kondisi hidup saat ini yang sedang dilanda pandemi covid-19.

Oleh karena itu, tak dapat dimungkiri lagi bahwa di tengah situasi pandemi covid-19 saat ini, sistem pendidikan Indonesia pun berubah drastis. Dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara langsung berubah menjadi KBM online.

Hal ini tentu saja menjadi tantangan besar bagi civitas pendidikan di Indonesia karena harus beradaptasi dengan kondisi sulit. Dalam kondisi seperti ini, baik guru maupun siswa dituntut untuk saling bekerja sama. Sebab KBM online memang membutuhkan kerja sama yang intens. Bukan saja hanya guru dan murid tapi juga orang tua. Bahkan masyarakat umum-juga pemerintah.

Pada awal pelaksanaannya, tentu kebijakan ini sangat menarik di mata siswa, karena merupakan pengalaman baru belajar dari rumah tanpa dampingan dari guru. Siswa merasakan adanya kemerdekaan dalam  belajar. Misalnya, dapat membuat siswa tidak terpaku lagi pada penjelasan guru maupun dari buku paket.

KBM online juga membuat siswa lebih mengenal cara UNTUK mengoperasikan media teknologi. Dengan adanya aplikasi belajar seperti google classroom, edmodo, zoom, messenger, WA dan aplikasi belajar lainnya, siswa juga dituntut untuk belajar dua kali lebih keras.  Sebab siswa harus mencari tahu sendiri materi yang diberikan oleh guru mata pelajaran demi memenuhi tugas yang diberikan guru sesuai dengan tenggang waktu yang ditentukan.

Selain itu, selama di rumah bersama orang tua, siswa dilatih untuk berdisiplin dalam memanage waktu dengan baik-seperti harus bisa membagi waktu dalam hal belajar dan membantu orang tua, tentunya. Dalam hal ini, tanpa disadari siswa juga belajar untuk kreatif dalam segi waktu dan tanggung jawab.

Walau dalam banyak hal bahwa KBM online juga memaksa siswa harus berhadapan dengan beragam keterbatasan. Semisal, jaringan, listrik, tak mudah untuk memahami materi, hingga kepada perjuangan orang tua dalam mencari nafkah dan juga uang sekolah. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan.

Namun begitu, sebagaimana yang sudah saya paparkan di atas, bahwa berbagai tantangan yang dihadapi dalam KBM online, tidak membuat peserta didik, guru dan orang tua untuk menyerah. Sebaliknya tantangan itu, justru telah membuat Civitas SMAS Katolik Recis Bajawa semakin menemukan jati diri sebagai lembaga pendidikan yang tahan banting di tengah situasi sulit. 

KBM online, siapa takut?

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Salut u para orang tua,siswa dan guru.teruslah berjuang disaat pandemi saat ini,ttp semangat untuk meraih kesuksesan .SMAS KATOLIK REGINA PACIS Maju terus n Jayalah selalu.

    BalasHapus
  2. Salut buat siswa/i SMAK Recis yg tetap semangat. Juga buat lembaga SMAK Recis yg tetap eksis walau di masa pandemi Covid-19.

    BalasHapus
  3. Sangat terdorong oleh motivasi dari noncyy
    Terima kasih
    Semangat juga sayang😘

    BalasHapus
  4. Sangat bagus sekali,dan sangat menyadarkan bahwa untuk menuju sukses itu butuh perjuangan yang ekstra
    Tetap semangat juga syg🤗🌹

    BalasHapus
  5. Sangat banyak memberi motivasi untuk terus belajar dan mengejar impian di tengah pandemi ini. Semangat terus nonci💙💙💙

    BalasHapus
  6. Yuhu... Noncy Semangat teruss, meskipun di tengah pandemi ini. Karena selain mencoba hal baru juga dituntut menguasai materi dengan hanya belajar mandiri dari rumah. Tetapi itu tidak mematahkan semangat kita generasi milenial😇💛

    BalasHapus