Mengembalikan Keceriaan Perempuan


      Oleh Hendrika Yunita Bebhe Raga
Ketua Osis SMA Recis


Matahari bersinar cerah
Awan terbang membubung tinggi
Benda langit bersorak bahagia
Tapi
Apakah bumi juga demikian?
Tidak.

Bumi begitu menderita
Bumi sangat sedih melihat kelakuan para predator perempuan
Sedih melihat kekejaman di mata perempuan
Sedih memiliki selusin luka yang menyakitkan nurani yang lembut

Suara tangisan, suara rengekan, dan teriakan menjadi satu duka nestapa
Memuncakkan kesedihan yang begitu mendalam
Suara siapakah itu?
Mengapa sang suara begitu menduka?

Suara itu adalah suara gadis ketakutan
Suara gadis menderita
Suara gadis mencari pertolongan
Ia berteriak “Stop Lumati tubuh saya”
Tapi
Adakah yang menolongnya?
Dimanakah semua orang?

Gadis itu disiksa dan bahkan dibunuh
Itulah yang dilakukan para perakus nafsu
Mereka melihat si cantik menderita
Tapi ia hanya diam
Kadang marah
Kadang tertawa kejam
Seperti diracuni kejahatan
Bukankah kita semua sama?
Lalu mengapa ia menyakiti gadis itu?
Dimanakah rasa kemanusiaannya?

Awan semakin menghitam
Matahari semakin meredup
Kabut kekerasan semakin menebal
Menakutkan suasana
Apakah tawa yang begitu mungil akan terdengar kembali?

Segalah asa melambung tinggi

Menyemburkan suara melawan, kuat seperti bajah. Memanggil semua hati yang betul punya hati, untuk berteriak, melawan, menentang. Kembalikan keceriaan perempuan. Jangan ada lagi drama dusta yang membunuh. Tapi hanya ada cinta untuk bersua pada Sang Cinta***

Posting Komentar

2 Komentar