Covid-19 dan Refleksi Pribadi Seorang Pendidik

              sumber gambar; asmarainjogja.id

Untuk sebuah perubahan yang lebih baik, kita harus berani menghadapinya. Bahkan harus memberi diri untuk terluka.

Itu berarti, covid-19 bukan menjadi alasan untuk berhenti total dalam hal mendidik dan belajar bersama peserta didik.

Justru dalam situasi sulit dan terjepit, kadang memampukan kita untuk berani berinovasi. Tidak lagi nyaman dalam zona nyaman yang serba empuk. Bahkan melahirkan potensi-potensi diri yang paling unggul dari setiap peserta didik maupun pendidik itu sendiri.

Bagi saya, semangat untuk terus belajar bersama para peserta didik dalam situasi sulit adalah sebuah panggilan mulia yang tetap dinyalakan.

Sebaliknya, jika kita (pendidik & peserta didik) padam atau sengaja pasrah untuk memadamkan daya juang itu, maka tanpa sadar kita telah kalah dihadapan covid-19.

Sebab, berhadapan dengan kesulitan dan tantangan juga zaman yang terus beragam, proses belajar jarak jauh dan dimana saja adalah keharusan. Tak ada pilihan lain. 

Coba kita bayangkan pendidikan zaman dahulu. Pake batu tulis, tak ada listrik, jaringan, HP, kendaraan, gedung sekolah, seragam sekolah, sepatu, bahkan jarak dari rumah ke sekolah pada umumnya sangat jauh. Namun mereka tetap berjuang dan sukses, bukan!

Sejatinya, tetap menjalankan proses belajar dan mendidik jarak jauh selama pandemi covid-19, mau melegitemasi bahwa kita tetap kuat. Dan tak mudah dikalahkan oleh covid-19. Sebab kita tetap memperjuangkan untuk hidup dan kehidupan itu sendiri*

Posting Komentar

0 Komentar