Hadiah Ultah Dari Ayah & Ibu; Nak, Jadilah Bahagia Walau Tidak Terlahir Dari Keluarga Kaya


 

Salam sayang dan peluk cium untukmu, Nak ROMANIA PAULINA MUKU ZANDA (NONA INNE ZANDA)


Hari ini (06/08/2020) engkau genap 1 tahun. Tak ada hadiah yang paling mewah. Namun ayah yakin goresan ini adalah hadiah terindah untukmu.
 

Nak, engkau sudah mulai besar. Sedangkan Ayah dan Ibu mulai menua. Sementara duniamu dan zamanmu kini sangat jauh berbeda dengan zaman Ayah dahulu. Zamanmu saat ini, teknologi bisa gantikan peran manusia. Peran sosial terkikis. Di mana-mana, orang sibuk dengan diri dan dunianya. Sungguh sebuah dunia yang serba gemerlap. Namun saat yang sama pula bisa hancurkan martabat luhur manusia itu sendiri.

Jadi, mumpung mata Ayah dan Ibu masih berbinar-binar melihat semua tingkahmu. Yang kadang lucu. Kadang menggemaskan. Kadang menyebalkan, maka inzinkan Ayah untuk menggoreskan beberapa petuah untukmu.

Ayah harus menulis. Bukan karena Ayah penulis hebat. Atau bukan karena Ayah paling hebat dan sempurna. Tidak, Nak. Ayah menulis ini, karena Ayah yakin bahwa tulisan Ayah ini akan selalu menghidupkan Ayah dikala Ayah sudah meninggalkanmu selamanya.

Tulisan ini akan menggambarkan kehadiran dan cinta Ayah yang amat tulus. Untuk itu, kekuatan tulisan ini akan selalu menjalar dalam setiap hari-hari perjuanganmu.


Jika engkau jatuh, jangan berlama-lama tunduk pada luka. Namun segera bangkit. Dan mulai berjalan lagi.


Jika engkau tersesat, jangan berlama-lama hidup dalam kegelapan. Tapi segera tatap matamu untuk menembus kegelapan. Segera pasang kuda-kuda untuk menghempas kegelapan itu.

Nak, dunia ini kadang menjadi panggung sandiwara. Nah, janganlah engkau menjadikan dirimu sebagai bintang sandiwaranya. Namun buatlah dirimu sebagai bintang perjuangan dan motivasi bagi banyak orang.

Nak, jikalau engkau jadi orang sukses dan miliki gaji yang besar, janganlah engkau sampai menyembah pekerjaamu itu. Sebab gaji dan pekerjaanmu tidak lebih penting dari kebersamaan bersama keluarga. Gajimu tidak bisa membeli kenikmatan waktu bersama keluarga.

Boleh menyibukan dengan pekerjaan, tapi jangan berkelebihan sampai melupakan keluarga di rumah. Ingatlah, mereka adalah tempat paling nyaman untuk engkau kembali setelah lelah menjalani hari-hari hidup dan pekerjaanmu.

Jika engkau terlalu ambisi mengejar uang, maka uang akan semakin jauh, nak. Kalaupun mendapatkanya-untuk apa jika setelah itu kita mati dan tak membawanya bersamamu dalam liang kubur.

Nak, hidup ini seperti timbang. Ada saatnya engkau naik. Ada saatnya pula engkau harus turun. Jika engkau mengalami ini, tak perlu engkau takut dan risau. Syukurlah dibalik situasi naik-turun itu, pasti ada celah dan peluang untuk engkau berbenah diri. Sebaliknya engkau tak perlu mengutuk dirimu jikalau engkau tak dipertimbangkan lagi oleh sesamamu. Sadarilah dihadapan Tuhan engkau selalu dipertimbangkan. Sebab engkau adalah ciptaan Tuhan menurut gambar dan rupanya.

Nak, hiduplah mengalah namun bukan berati engkau lemah atu murahan. Cobalah engkau melihat tanah. Ia rela diinjak oleh siapa pun, namun tetap dibutuhkan oleh siapa pun juga.


Nak, air itu selalu mengalir dari ketinggian ke dataran rendah. Air tidak pernah mengalir dari yang rendah ke yang tinggi. Nah, belajarlah dari aliran air itu. Merendah tapi tetap dibutuhkan. Dan tetap menyejukan setiap hati yang dahaga.

Nak, setiap manusia itu ingin hidup sukses dan bahagia. Engkau juga, bukan. Maka tak heran, jika tak seorang manusia pun yang mau menderita. Untuk itu, kalau engkau ingin bahagia, maka engkau juga harus bisa membahagiakan sesamamu. Jangan pernah ingin hidup bahagia di atas penderitaan dan air mata orang lain. Jangan ya, nak. Tolong jangan.

Dan jikalau engkau melihat sesama yang tak peduli dengan sesama yang menderita, cobalah engkau masuk dalam dunia mereka dan berusahalah untuk menyadarkan mereka. Karenannya, engkau harus menyiapkan dirimu untuk terluka. Sebab berkorban, itu artinya sudah siap terluka. Luka ini gampang sembuh, nak. Tak usah takut.
Yang sulit disembuhkan adalah luka karena keegohan diri.


Nak, hidup ini akan terasa singkat, jikalau engkau menghidupinya dengan iri hati, cemburu dan selalu mencari kesalahan orang lain. Sebaliknya, hidup ini akan terasa lama dan sungguh bahagia, jikalau engkau menjalaninya dengan semangat solidaritas. Dan saling memahami satu sama lain.

 

Untuk itu, dengan selalu mengandalkan kekuatan Tuhan, berusahalah semampumu agar sanggup menjadi pribadi yang humanis. Selalu hadir sebagai penyejuk di tengah bara api yang menghanguskan kebaikan. Janganlah hadir sebagai nyala api yang paling panas di tengah bara api yang paling panas pula.

Nak, itulah petuah-petuah Ayah. Jadikan seperti Kitab Suci bagi dirimu dalam mengarungi suka-duka hidup ini.

Jika engkau memaknainya dalam setiap tutur dan perbuatanmu, maka engkau akan selalu bahagia, walaupun engkau lahir dari orang tua yang miskin. Namun engkau tak pernah miskin cinta dan solidaritas, Nak.

 

Salam Sayang dari Ayah dan Ibumu Boy & Mensi  Untuk Anak Tersayang

Romania Paulina Muku Zanda (INNE ZANDA) yang sedang berbahagia. Dan juga untuk kaknya; Mauritsia Jhosefin Dhawi Zanda (MAURIN ZANDA)

 

Catatan; Goresan ini pernah tayang pada media terminal mojok. Yang tayang pada blog ini sudah ada sedikit perubahan.

Bajawa, 06/08/2020

 

 

Posting Komentar

0 Komentar