KBM Online: Antara Pasrah Atau Berjuang?

 

Lambertini Fono
Siswi SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa

Kata pasrah dan berjuang. Itulah kata yang acapkali sering terngiang pada telinga kebanyakan orang. Jika ditelisik lebih jauh lagi, kata pasrah berarti menyerahkan sepenuhnya pada keadaan. Atau dengan kata lain tak mau dan tak mampu lagi berbuat apa-apa. Sedangkan berjuang adalah sebuah proses untuk mencapai suatu tujuan.

Pasrah

Coba kita bayangkan ilustrasi kejadian di rumah saat belajar jarak jauh. Banyak sekali siswa yang mengeluh karena banyaknya tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu guru secara online dan wajib dikumpulkan sesuai dengan jam yang sudah ditentukan oleh setiap guru Mata Pelajaran (Mapel) terkait. Hal ini tentu menjadi beban tersendiri bagi siswa.

Semisal, yang saya alami dan rasakan saat pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi covid-19 ini, membuat saya kadang terlambat dalam mengirimkan tugas. Dengan ini, membuat guru Mapel yang bersangkutan memberikan informasi kepada setiap wali kelas. Dan secara otomatis wali kelas akan memberitahukan kepada setiap anak walinya melalui group Whatsapp.

Pada awalnya guru memberikan tugas kepada siswa, dan mereka merasa senang karena siswa melakukan penyelesaikan tugas secara tepat waktu. Ketika memasuki bulan berikut dan seterusnya, motivasi saya mulai kendur atau menurun. Ini di sebabkan oleh berbagai faktor.

Faktor yang paling dominan adalah kejenuhan dan kesulitan siswa dalam membagi waktu antara menyelesaikan tugas sekolah dan menyelesaikan pekerjaan di rumah. Dampak buruknya, peserta didik memilih untuk pasrah saja pada keadaan.

Berjuang

Penerapan sistem pembelajaran jarak jauh, juga menjadikan orang tua sebagai wakil guru bagi siswa. Peran orang tua dalam kegiatan belajar siswa akan berbeda-beda tergantung  pada kebutuhan dan penyesuaian usia anak. Contohnya; membangun komunikasi yang terbuka dengan anak. Dorong anak-anak untuk bertanya dan mengungkapkan perasaan mereka kepada orang tua.

Selain itu, sebagai orang tua harus tetap bersabar dan coba untuk lebih pengertian terhadap anak. Karena ada saatnya anak-anak akan merasa kesal dan jenuh dengan tugas yang diberikan dari sekolah. Roster pembelajaran online yang sudah dibuat oleh sekolah, siswa wajib memberitahukan atau memperlihatkan kepada orang tua. Ini adalah keharusan agar orang tua tetap memperhatikan anak-anaknya dan berusah mengurangi memberikan pekerjaan di rumah yang banyak. Hal ini menjadi amat penting, agar pembelajaran online dapat dijalani dengan tenang dan penuh konsentrasi. Hanya dengan cara inilah siswa bisa menghilangkan rasa jenuh pada siswa.

Tak dapat dimungkiri bahwa, dengan penerapan pembelajaran jarak jauh ini, siswa sangat terbantu dengan teknologi yang dapat diakses dengan mudah. Juga membuat siswa menjadi pribadi yang tahan banting.

Tak heran jika berbagai kendala seperti jaringan internet, sinyal dan juga infrastruktur lainya, tidak membuat peserta didik SMAS Katolik Regina Pacis pasrah. Buktinya sudah 7 bulan lebih kami menjalankan KBM online, terima murid baru 2020/2021 secara online, kegiatan PLS secara online, kerja AKM, Survei  Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar secara online juga. Hebat, bukan!

Oleh karena itu, segala tantangan yang dihadapi, sebagai siswa tidak boleh membuat kami menyerah dan patah semangat. Apalagi pasrah dan tetap tinggal pada zona nyaman, itu tidak boleh terjadi. Tak hanya itu, kami tidak boleh menyalahkan pendidik dan tenaga kependidikan, tetapi kami harus paham bahwa pandemi covid-19 adalah bencana dan ujian dari yang Maha Kuasa.

Dengan adanya pandemi covid-19 ini, sama sekali tidak menjadi suatu alasan bagi peserta didik untuk tidak mengikuti pembelajaran jarak jauh. Sebaliknya, kami menyadari bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kami untuk mencapai suatu kesuksesan.  Untuk itu, kami tetap semangat, berjuang, dan tidak pernah merasa bosan dalam mengikuti KBM jarak jauh di tengah pandemi covid-19 ini.

Untuk itu orang tua dituntut untuk lebih kreatif dalam membangun interaksi dengan anak. Orang tua juga harus tetap berkomunikasih dengan sekolah mengenai tantangan yang di hadapi anak di rumah dalam proses pembelajaran jarak jauh. Misalnya, masalah teknologi seputar listrik dan sinyal.

Selain itu, sangat dibutuhkah juga perhatian dari pemerintah untuk dapat mengatasi persoalan yang dihadapi siswa. Sebab masalah yang paling dominan adalah ketidaklancaran jaringan internet dan listrik.

Pemerintah diharapkan untuk dapat mengusahakan agar jaringan internet bisa diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia terkhususnya pada kalangan pelajar selama pandemi covid-19 ini. Sebab ketersediaan listrik dan jaringan internet adalah syarat mutlak demi kelancaran KBM online selama pandemi covid-19. Mari tetap berjuang. Jangan pasrah. Kalau pasrah, maka kita sudah mati sebelum saatnya, bukan!


Posting Komentar

0 Komentar