Kata pasrah dan
berjuang. Itulah kata yang acapkali sering terngiang pada telinga kebanyakan orang.
Jika ditelisik lebih jauh lagi, kata pasrah berarti menyerahkan sepenuhnya pada
keadaan. Atau dengan kata lain tak mau dan tak mampu lagi berbuat apa-apa.
Sedangkan berjuang adalah sebuah proses untuk mencapai suatu tujuan.
Pasrah
Coba kita bayangkan ilustrasi kejadian di rumah saat belajar jarak jauh. Banyak sekali siswa yang mengeluh karena banyaknya tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu guru secara online dan wajib dikumpulkan sesuai dengan jam yang sudah ditentukan oleh setiap guru Mata Pelajaran (Mapel) terkait. Hal ini tentu menjadi beban tersendiri bagi siswa.
Semisal, yang saya alami dan rasakan saat pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi covid-19 ini, membuat saya kadang terlambat dalam mengirimkan tugas. Dengan ini, membuat guru Mapel yang bersangkutan memberikan informasi kepada setiap wali kelas. Dan secara otomatis wali kelas akan memberitahukan kepada setiap anak walinya melalui group Whatsapp.
Pada awalnya
guru memberikan tugas kepada siswa, dan mereka merasa senang karena siswa
melakukan penyelesaikan tugas secara tepat waktu. Ketika memasuki bulan berikut
dan seterusnya, motivasi saya mulai kendur atau menurun. Ini di sebabkan oleh
berbagai faktor.
Faktor yang
paling dominan adalah kejenuhan dan kesulitan siswa dalam membagi waktu antara menyelesaikan
tugas sekolah dan menyelesaikan pekerjaan di rumah. Dampak buruknya, peserta didik memilih untuk pasrah
saja pada keadaan.
Berjuang
Penerapan sistem
pembelajaran jarak jauh, juga menjadikan orang tua sebagai wakil guru bagi
siswa. Peran orang tua dalam kegiatan belajar siswa akan berbeda-beda
tergantung pada kebutuhan dan penyesuaian
usia anak. Contohnya; membangun komunikasi yang terbuka dengan anak. Dorong
anak-anak untuk bertanya dan mengungkapkan perasaan mereka kepada orang tua.
Selain itu, sebagai
orang tua harus tetap bersabar dan coba untuk lebih pengertian terhadap anak.
Karena ada saatnya anak-anak akan merasa kesal dan jenuh dengan tugas yang diberikan
dari sekolah. Roster pembelajaran online
yang sudah dibuat oleh sekolah, siswa wajib memberitahukan atau memperlihatkan
kepada orang tua. Ini adalah keharusan agar orang tua tetap memperhatikan anak-anaknya
dan berusah mengurangi memberikan pekerjaan di rumah yang banyak. Hal ini
menjadi amat penting, agar pembelajaran online
dapat dijalani dengan tenang dan penuh konsentrasi. Hanya dengan cara inilah
siswa bisa menghilangkan rasa jenuh pada siswa.
Tak dapat dimungkiri bahwa, dengan penerapan pembelajaran jarak jauh ini, siswa sangat terbantu dengan teknologi yang dapat diakses dengan mudah. Juga membuat siswa menjadi pribadi yang tahan banting.
Tak heran jika berbagai kendala seperti jaringan internet, sinyal dan juga infrastruktur lainya, tidak membuat peserta didik SMAS Katolik Regina Pacis pasrah. Buktinya sudah 7 bulan lebih kami menjalankan KBM online, terima murid baru 2020/2021 secara online, kegiatan PLS secara online, kerja AKM, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar secara online juga. Hebat, bukan!
Oleh karena itu,
segala tantangan yang dihadapi, sebagai siswa tidak boleh membuat kami menyerah
dan patah semangat. Apalagi pasrah dan tetap tinggal pada zona nyaman, itu
tidak boleh terjadi. Tak hanya itu, kami tidak boleh menyalahkan pendidik dan
tenaga kependidikan, tetapi kami harus paham bahwa pandemi covid-19 adalah
bencana dan ujian dari yang Maha Kuasa.
Dengan adanya
pandemi covid-19 ini, sama sekali tidak menjadi suatu alasan bagi peserta didik
untuk tidak mengikuti pembelajaran jarak jauh. Sebaliknya, kami menyadari bahwa
pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kami untuk mencapai suatu
kesuksesan. Untuk itu, kami tetap
semangat, berjuang, dan tidak pernah merasa bosan dalam mengikuti KBM jarak
jauh di tengah pandemi covid-19 ini.
Untuk itu orang tua dituntut untuk lebih kreatif dalam membangun interaksi dengan anak. Orang tua juga harus tetap berkomunikasih dengan sekolah mengenai tantangan yang di hadapi anak di rumah dalam proses pembelajaran jarak jauh. Misalnya, masalah teknologi seputar listrik dan sinyal.
Selain itu, sangat dibutuhkah juga perhatian dari pemerintah untuk dapat mengatasi persoalan yang dihadapi siswa. Sebab masalah yang paling dominan adalah ketidaklancaran jaringan internet dan listrik.
Pemerintah diharapkan
untuk dapat mengusahakan agar jaringan internet bisa diakses oleh seluruh
masyarakat Indonesia terkhususnya pada kalangan pelajar selama pandemi covid-19
ini. Sebab ketersediaan listrik dan jaringan internet adalah syarat mutlak demi
kelancaran KBM online selama pandemi
covid-19. Mari tetap berjuang. Jangan pasrah. Kalau pasrah, maka kita sudah mati
sebelum saatnya, bukan!
0 Komentar