Baju Ibu-Cerpen Mini Yang Tak Tahu Artinya


Senin, 12 Januari 2021, tepat pukul 07.30, saya bergegas ke tempat kerja. Sepanjang hari pikiranku sedikit galau. 

Malam pun tiba. Akhirnya, saya sadar bahwa kegalauan yang sempat menguasai pikiran saya, disebabkan oleh covid-19 yang semakin ganas melanda Kota Bajawa.

Untuk sekadar mengusir kegalauan itu, saya putuskan untuk bermain dengan dua gadis kecilku. Sambil bermain, saya juga menyuap mereka. Setelah itu, saya juga santap malam bersama istri dan mama mantu.

Setelah makan, saya menyempatkan diri untuk nonton sinetron anak band. Tepat pukul 21.00 malam witeng, saya putuskan untuk istirahat.

Saya pun lelap dalam tidur. Hingga dua putriku tidur disampingku, saya tak sadar. 

Ternyata, saya larut dalam mimpi. Saya tidak tahu pasti tepat jam berapa saya bermimpi indah. Namun yang pasti, mimpi itu cukup unik dari semua mimpi yang pernah saya alami. Dan saya mencoba untuk mengisahkan kembali mimpi itu.

Mimpi itu saya beri judul: Baju Ibu.

Begini kisahnya. Dalam suasana yang gelap, saya berada dalam sebuah gubuk yang sudah reot dan menyeramkan. Tiba-tiba dari salah satu sudut gubuk reot itu, ada suara seorang ibu memanggil. 

"Nak, ini ibu". Saya balik menyapa. "Ibu mau buat apa?". "Saya butuh bantuan", kata ibu. "Bantuan apa", sahutku. "Tolong simpan baju ini". "Baju apa dan dari mana?" tanyaku. 

Lalu ibu menarik napas panjang sembari menatapku tajam, dan berbisik pada telingaku. "Nak baju ini saya ambil dari pasien yang terpapar covid-19. Namanya Cinta. Beliau sudah dipanggil Sang Pencipta beberapa bulan yang lalu. Ibu sudah dua kali memakainya. Rasanya nyaman sekali. Namun karena almarhuma Cinta sudah meminta pada ibu agar baju ini harus diberikan pada anak yatim piatu, maka ibu butuh bantuan, agar Nak bisa membawakan baju ini ke panti asuhan".

"Apakah Nak biasa membantu ibu?"

Saya cuman diam. Mendengar kematian yang diakibatkan oleh corona, makin membuat saya takut. Dalam diam, hati kecilku mulai risau dan berbisik: apakah saya harus membantu? ataukan menolak? 

Oleh karena diamku sangat lama dan tak kunjung beri jawaban pada ibu, ibu datang memelukku, sembari berkata penuh kelembutan. 

"Nak, lihatlah ibu. Hingga detik ini ibu tetap sehat. Padahal ibu sudah dua kali memakai baju itu. Jadi lakukan apa yang ibu minta. Ibu sangat yakin, jika Nak melakukanya, Cinta akan bahagia di surga. Dan ibu pastikan, Nak akan baik-baik saja. Sebab kekuatan corona tidak melebihi kekuatan Sang Pencipta. Dan ingat Nak, corona bukanlah aib yang mampu meruntuhkan citra manusia yang adalah citra Sang Khalik itu sendiri".

Saya pun kaget dan terbangun dari tidur lelapku*

Terima kasih Ibu. Terima kasih baju ibu.

Pondokku, 13/01/2020.P

Posting Komentar

0 Komentar