selfyparkit.wordpress.com
Akar-akar pada kayu kering mulai
menuah pada wajah keriputmu
Menempatkan suaka, segala luka nan
perih
Caramu menuntunku merangkak
diiringi harmoni dan biola
Kebeningan kasihmu menghiasi waktuku
Memenuhi benak merangkuh ragaku
Duka ibuku selalu disambut lara,
menahan pedih nan sedih
Mengingat makan dan minum apa, aku
di pulau sebelah
Sajak-sajak perpisahan, telah
keluar dari mulutku
yang akan pergi mengais pundi-pundi
rupiah
Kuingat kembali bayangmu ibu,
muncul di antara genangan air
Yang tertinggal oleh hujan deras
semalam
Air mataku membasahi pipi, jatuh di
antara genangan air bayangmu ibu
Muncul sebuah video saat kau
menahan gelombang yang menerjang rumah kita
Melindungi setiap insan hidup,
membuat mu tegar untuk hidup
Mataku kembali sembab
Karena jatuh tersembab
Aku tak berdaya ibu
Puing-puing pecahan piring di dapur
lempar menuju tubuhku
Merangsang pikiran dan jiwaku untuk
berjuang melawan kerasnya hidup
tanpa keluh, tanpa menyerah
Jika kalbuku kembali tergores
Dalam senyatan lengkanas yang
menghampiri
Kupanggil kau ibu
Ibu, Ibu tolong dekap aku dengan
kasih tanpa henti
Seperti lautan embun menembus
mimpiku
teriakanku akan sampai padamu,
lirih sekalipun
Akan kurajut kembali kisah lama
sampai padamu
menemukanku pulang membawa sejuta
harapan.
04/05/2022
UNTUKMU SATU NAMA
Percakapan-percakapan kita senja
itu
Terus terbayang dalam benakku
bersama deras cerita yang tak dapat
terbendung.
Dalam bungkus pelangi senyum
kita merawat cinta seperti belaian
kasih sang ibu
yang setia sepanjang masa.
Sampan kita melaju begitu tenang
terombang-ambing gelombang angin samudera
hingga batas rahasia paling sunyi.
Bukan hanya sekadar berbagi cerita
ketika bercinta
dalam gairah kemesraan
bersama belaian tanganmu
menjelma kembang hias di taman
Eden.
Aku selalu rindu padamu untukmu
satu nama
yang selalu bersemayam dalam hati.
Kau mutiara jiwa yang turun dari langit
membuka pintu gerbang hatiku dalam palung
terdalam.
Aroma tubuhmu masih tertinggal
dalam sela larik puisi
membisikkan kenangan seindah bunga
mawar.
Pada saat itu sekumpulan bayangmu
hadir mengulas senyumku
dalam sepoi angin kutitip kerinduan
yang sedang mengoyak jiwa.
04/05/2022
Oleh
Benedikta Evriyani Bay-Siswi SMAS Regina Pacis Bajawa. Hobi Menulis dan Berdebat.
0 Komentar